Valentin
dan Orang Islam
Oleh
: Ridwan Firdaus
Sejarah
Valentin
Hari Valentine
(bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang
sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang
romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari
raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling
bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern
Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris:
cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali
produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh
dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.[1] Hal ini membuat hari raya ini
merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana
kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa
para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Perayaan Kesuburan bulan Februari
Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta
dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah
bulan Gamelion,
yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa
Zeus
dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia,
sebuah perayaan Lupercus,
dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual
penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa
dan kemudian setelah minum anggur,
mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan
kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita
muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan
dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
Ketika tanggal 14
Pebruari anak-anak muda yang sdang pacaran
mereka mempersiapkan kado-kado untuk keksih mereka, karena dengan
memberikan bingkisan,rasa kasih dan sayang mereka dibuktikan lewat kado
tersebut.
Ditoko-toko misalnya di
Alfa dan di Indomaret dan toko yang lainnya sudah tersedia dibungkus dengan
rapih supaya terkesan unik dan menarik para pembelli. Lebih buruknya lagi pada
malem Valentin sekitar Jam 00.00 mereka berda ditempat-tempat sunyi mereka
melakukan ritual kasih syng mereka dengan mempersembahkan kasih dan sayangnya
pada pasangan mereka, semua itu dilakukan dengan rasa suka tidak ada paksaan.
Bolehkah
Orang Islam Meryakan Valentine ?
“Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun
aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan
pandangan seperti itu?
Perayaan
Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi
Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya.
Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui
kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Nah,
jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka
diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan
bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam
sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT,
suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi
min dzalik!
“Barang
siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi
hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Allah
SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk
meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Wallahu'alam
bishawab.(Rz)
Siapa pelaku perayaan
hari Valentin
? pelakunya adalah kebanyakan orang-orang muda yang Notabene orang Islam.
Karena kurangnya memahami tentang sejarah juga hanya sekedar ikut-ikutan
sehingga hal-hal yang berdampak negative bagi mereka.
Solusinya adalah para
pemuda banyak-banyaklah memahami ilmu agama dan kuatkn dengan keimanan supaya
hal tersebut tidak terjadi terhadap
kita. Membaca sejarah dan banyak beribadah terhadap Allah SWT.
No comments:
Post a Comment